Kamis, 02 Juli 2009

Perintah Membaca

Assalamualaikum?
kali ini aku persembahkan artikel dari sumber yang sama tentang seruan membaca hal ini untuk menyadarkan pentingnya membaca dan itu ialah perintah langsung dari sang Pencipta..., nah silahkan... semoga baik...

Bulan Ramadhan dikenal juga dengan nama "Bulan Iqra' " , karena itulah diturunkan wahyu pertama Al-quran yang membawa iqra atau perintah membaca. sedemikian penting perintah ini sampai-sampai ia diulangi dua kali dalam rangkaian wahyu pertama (QS 96: 1 dan 2).

Boleh jadi ada yang heran, mengapa dan bagaimana perintah itu ditujukan kepada orang yang tidak pandai membaca suatu tulisan pun sampai akhir hayatnya. namun, keheranan itu akan sirna jika disadari arti iqra' atau disadari nahwa perintah itu tidak hanya ditujukan kepada pribadi Nabi Muhammad saw. tetapi juga untuk umat manusia seluruhnya.

Kata iqra' diambil dari kata qara'a yang pada mulanya berarti "menghimpun". dalam berbagai kamus dapat ditemukan beraneka ragam arti kata tersebut, antara lain, "menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu", dan sebagainya.
"iqra' " demikian perintah Tuhan yang disampaikan oleh malaikat Jibril. Tetapi, "ma'aqra'? (apa yang harus saya baca?), demikian pertanyaan Nabi dalam suatu riwayat. kita tidak menemukan penjelasan tentang objek perintah tersebut dari redaksi wahyu pertama ini. Karena perintah membaca dalam redaksi wahyu diatas tidak dikaitkan dengan satu objek tertentu. dari sini dapat disiimpulkan bahwa objeknya bersifat umum, mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh kata "baca" dengan makna-makna yang disebut diatas.

membaca, menelaah, meneliti, menghimpun, mengetahui ciri segala sesuatu, termasuk alam raya, kitab suci, masyarakat, koran, majalah dan apapun. tetapi ingat, kesemuanya ini harus dikaitkan dengan "bismi rabbika" (demi karena Allah), seperti bunyi lanjutan perintah tersebut.

kemudian selkali lagi iqra' diperintahkan, tetapi pada yang kedua kali ini dirangkaikan dengan warabbuka al-akram (Tuhan mu yang maha pemurah) - kemurahan-Nya tidak terbatas. disini Allah menjanjikan siapapun yang membaca "demi karena Allah" maka ia akan memperoleh kemurahan anugerah-Nya berupa pengetahuan, pemahaman, dan wawasan baru walaupun objek bacaannya sama.
apa yang dijanjikan ini terbukti sangat jelas dalam "membaca" ayat Al-Quran, yaitu dengan adanya penafsiran baru atau pengembangan pendapat terdahulu, walaupun ayat yang dibaca itu-itu juga. hal ini terbukti pula dalam hal "membaca" alam raya dengan bermunculan dari waktu ke waktu penemuan-penemuan baru.

demikian perintah membaca merupakan perintah paling berharga yang pernah dan yang dapat diberikan kepada umat manusia.
tidak berlebihan bila dikatakan bahwa "membaca" adalah syarat utama guna membangun sebuah peradaban. Semakin mantap bacaan semakin tinggii pula peradapan, demikian pula sebaliknya. tidak mustahil pada suatu ketika "manusia" akan di definisikan sebagai "makhluk membaca", suatu definisi yang tidak kurang nilai kebenarannya dari definisi-definisi lainnya semacam "makhluk sosial" atau "makhluk berfikir".

Kini, masalahnya, adakah minat baca dalam diri kita ? kalau ada, tersediakah bahan bacaan yang sesuai? kalau tersedia, terjangkaukah oleh saku kita ? Kalau terjangkau, apakah masih tersisa waktu untuk membaca ?....